AKUATIK, SEMARANG – Profil dan sosok alumni lembaga pendidikan tinggi bukan saja diakui sebagai salah satu pilar dari kinerja, profil alumni juga kerap diasosiasikan sebagai “Mahkota Lembaga Pendidikan Tinggi”. Oleh Karena itu, tidak mengherankan jika lembaga-lembaga pemeringkat memasukan profil lulusan lembaga pendidikan tinggi sebagai unsur penting dalam pemeringkatan yang dilakukan. Menyitir ungkapan yang sering disampaikan Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP), Prof. Dr. Yos Johan Utama, SH., M.Hum, bahwa “Mahkota Guru Besar terletak pada kemampuan mencetak karya”; tak berlebihan kalau dikatakan bahwa “Mahkota Lembaga Pendidikan Tinggi Adalah Kemampuannya Mencetak Lulusannya”.
Dalam konteks itu, menarik untuk disimak bagaimana komentar dan pendapat “Para Mahkota” Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP terhadap almamaternya. Semenjak berdiri tahun 1978, sudah ribuan alumni yang diluluskan FPIK UNDIP, dan mereka pun bergabung dalam wadah yang dinamai “Kerapu” (Keluarga Alumni Perikanan Undip). Kiprah anggota Kerapu pun sangat beragam. Selain di bidang perikanan dan kelautan yang menjadi keahlian utamanya, banyak pula yang berkarir di perusahaan swasta non-perikanan, ada yang menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) di lembaga-lembaga pemerintah, bankir, wirausahawan, politisi, tenaga pendidik, peneliti, profesional di perusahaan pertambangan, pemilik startup, dan masih banyak lagi profesi spesifik lain yang digeluti.
Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, mengatakan posisi alumni bukan saja sebagai mahkota, tapi sebagai mitra sekaligus reflektor. Sebagai mahkota, kiprah para alumni memberikan gambaran melalui prestasinya; sementara fungsi sebagai reflektor yakni memperkuat kompetensi para dosen apakah sudah mampu memberikan bekal yang baik kepada lulusannya. Sementara sebagai mitra, karena dalam implementasi proses belajar mengajar pastilah kita butuh praktek lapang apalagi dengan kebijakan baru terkait Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) maka peran alumni sebagai mitra sangatlah penting. “Semua itu akan terlihat, karena itu saya pribadi berpendapat ketiga hal itu menegaskan pentingnya peran alumni bagi lembaga pendidikan tinggi,” kata Tri Winarni Agustini, Senin (5/7/2021). Selanjutnya Dekan FPIK UNDIP menegaskan bahwa dalam konteks Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang menjadi hak mahasiswa untuk belajar tiga semester di luar program, keberadaan alumni menjadi sangat penting. Dalam implementasi MBKM sinergi dengan alumni menjadi suatu keniscayaan. “Dengan implementasi MBKM kita harus bermitra dengan alumni terutama mereka yang ada di sektor bisnis dan korporasi,” ujarnya.
Berdasarkan pendapat dan komentar yang berhasil dihimpun dari alumni Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) FPIK UNDIP, mayoritas alumni yang dihubungi mengatakan puas dan senang dengan program pendidikan tinggi yang diselenggarakan FPIK UNDIP. Mereka juga bangga dan bisa lulus dari PTN BH (Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum) yang ada di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Materi pendidikan, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh selama masa studi juga dirasakan membantu dan menjadi bekal penting bagi mereka saat berkiprah di masyarakat.
Foto: Titus Pramono, S.Pi
Titus Pramono, S.Pi, lulusan MSP Angkatan 1998 yang berkarir di Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menuturkan apa yang diperoleh saat kuliah di MSP FPIK UNDIP. ‘’Prodi MSP adalah kombinasi dari basic perikanan, mahasiswa dibekali untuk bersaing dalam manajemen perairan, manajemen pesisir, budidaya perikanan dan perikanan tangkap. Semula saya bekerja di usaha pembenihan udang dan mampu beradaptasi dan berkarya. Ketika masuk dalam Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP dalam pengelolaan pesisir saya mampu beradaptasi dan berkarya. MSP UNDIP memang hebat,’’ ujar Pramono.
Rezha Mahardika, S.Pi., M.Sc, adalah alumni MSP angkatan 2004 yang berkarir di sektor yang “berbeda” dengan ilmunya. Saat ini dia menekuni bisnis pertambangan sebagai owner PT Mahardika Sukses Sejahtera (MSS) yang bergerak di Bidang Pertambangan Migas. ‘’Kajian keilmuan, proses beradaptasi dan segala kompleksitas yang saya tempuh di program studi MSP Departemen Sumber Daya Akuatik FPIK UNDIP memberikan saya level kepercayaan diri tinggi untuk bisa menguasai hal-hal baru yang kini saya tekuni. Dan ini adalah modal terbesar saya untuk mencapai tujuan hidup. Terima kasih MSP Departemen Sumber Daya Akuatik FPIK UNDIP. Semangat Maju,’’ kata Rezha.
Foto: Rezha Mahardika, S.Pi., M.Sc
Foto: Endang Rahmi Hute, S.Pi., M.Pi
Alumni MSP FPIK UNDIP yang berkiprah di dunia politik, Endang Rahmi Hute, S.Pi., M.Pi, mensyukuri proses pendidikan di almamaternya memberikan bekal akademik dan non-akademik yang cukup. Rahmi Hute mahasiswa Prodi MSP Angkatan 2004 yang kini menjadi anggota DPRD di Muna Barat, Sulawesi Tenggara mengatakan berbagai keterampilan dan kemampuan non-akademis sebagai bekal menghadapi problematika selepas sarjana, semua itu menjadi pondasi karakter kepribadian yang memberi banyak manfaat. ‘’Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan FPIK UNDIP telah mampu melahirkan putera puteri bangsa yang berkualitas. Saya bangga bisa menjadi bagian dari MSP,” kata Rahmi.
Peneliti Ahli Muda di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2B-LIPI), Cibinong Science Center, Bogor Indonesia; Widhya Nugroho Satrioajie, menyatakan cukup banyak alumni MSP Departemen Sumber Daya Akuatik FPIK yang bekerja di lembaga riset seperti LIPI dan Badan LitBang Kementerian. Menurut Lulusan MSP tahun 2004 yang kini tengah menyelesaikan Program Studi Doktor di Wageningen University and Research Belanda, itu membuktikan bahwa lulusan Perikanan dapat memiliki kemampuan yang mumpuni dan kesempatan yang luas untuk dapat mengembangkan karir dan berprofesi sebagai peneliti.
Foto: Widhya Nugroho Satrioajie
Foto: Dr. Rizky Muliani Dwi Ujianti, S.Pi., MSi
Dr. Rizky Muliani Dwi Ujianti, S.Pi., MSi. lulusan Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) Angkatan 2004, punya pendapat berbeda. Dosen di Fakultas Teknik dan Informatika Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), mengakui kuliah di MSP FPIK UNDIP menempanya menjadi pribadi yang tangguh, kuat dan pantang menyerah. “Ilmu yang didapatkan sangat berguna bagi pengembangan diri saya menjadi seorang dosen dalam tri dharma perguruan tinggi, yakni mengajar, meneliti dan mengabdi kepada masyarakat. Di MSP kami selalu diajarkan untuk bekerjasama dalam tim saat kuliah maupun praktikum di lapangan, hal ini sangat berguna bagi saya dalam menyelesaikan tugas-tugas saya di kantor yang membutuhkan bekerjasama dengan rekan sejawat,” ungkapnya.
Lulusan FPIK UNDIP juga tidak sedikit yang berwirausaha. Mereka yang melakukan wirausaha juga punya andil besar dalam ikut membangun bangsa dan negara. Pasalnya, mereka mampu memberi pekerjaan pada orang lain. Adalah Pintya Dwanita Ayu Pratesthi, S.Pi salah satunya. Alumni MSP Angkatan 2012 ini adalah pemilik atau owner Pratesthi Batik, Craft, Ecoprint, Semarang. ‘’Banyak orang mengira kuliah di MSP hanya akan mendapatkan ilmu tentang manajemen perairan saja. Namun sebetulnya lebih dari itu. Kampus ini juga memberikan kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan ketrampilan soft skill. Kegiatan perkuliahan dan praktikum lapangan yang mengasah karakter, kemampuan berkomunikasi, jiwa kepemimpinan, dan membentuk etika kerja menjadi bekal penting bagi usaha saya sekarang,’’ ungkap Ayu Pratesthi.
Foto: Pintya Dwanita Ayu Pratesthi, S.Pi
Foto: Adnan Arsani Hirmawan, S.Pi.
Wirausahawan lain yang juga lulusan MSP UNDIP adalah Adnan Arsani Hirmawan, S.Pi. Alumni MSP Angkatan 2012 ini sekarang menjadi CEO PT Pico Biru Tekno. ‘’Dari belajar di Program Studi MSP UNDIP, saya tersadar bahwa Sumber Daya Perairan di Indonesia sangat kaya dan masih banyak yang belum termanfaatkan dengan optimal. Alhamdulillah dengan berbekal ilmu pengetahuan dan relasi selama kuliah, saya bisa membangun & mengembangkan Perusahaan startup di Bidang Bioteknologi Microalgae yang merupakan sumberdaya perikanan kelautan potensial di Indonesia,’’ katanya
Ketua Departemen Sumber Daya Akuatik FPIK UNDIP, Dr. Ir. Suryanti MPi, meyakini semua alumni memiliki kelebihan dan kekurangan. “Kemauan untuk terus belajar menjadi salah satu kunci keberhasilan. Sedangkan interaksi dengan almamater akan menjadi kemitraan yang saling menguatkan,” ujarnya. (Sumber: undip.ac.id | Tim Humas UNDIP)