(Wates, 4 Juni 2022) Tim Pengabdian dari Departemen Sumber Daya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegorotelah melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Pantai Pasir Putih Wates, Kecamatan Kaliori Rembang pada tanggal 5 Juni 2022. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Pengelola dan Pokdarwis Pantai Pasir Putih Wates. Kegiatan ini dilatar belakangi akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun terakhir telah menurunkan pendapatan wisata di Pantai Wates, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang. Penurunan pendapatan tersebut akibat diberlakukannya PSBB disusul oleh PPKM selama beberapa waktu. Pembatasan sosial berskala besar secara tidak langsung membatasi pelaksanaan aktivitas perekonomian di masyarakat. Kehadiran covid-19 ini merubah tatanan kehidupan dalam aspek global maupun nasional. Sejak awal Maret 2020, menyebarnya virus covid-19 di indonesia membuat aktivitas perekonomian melemah. Sehingga selama pandemi berlangsung tempat wisata Pantai Pasir Putih Wates ditutup untuk umum. Hal ini berakibat pada menurunnya aktivitas produksi dan distribusi serta menurunnya aktivitas kunjungan tempat wisata lokal di Indonesia.

Dusun Wates, Desa Tasikharjo sebenarnya memiliki potensi besar yang belum teroptimalkan yakni pulau-pulau kecil dan gugusan terumbu karangnya utamanya yang terletak di Pulau Gede. Pulau Gede merupakan primadona bagi para wisatawan yang mengunjungi Pantai Wates. Pemandangan darat dan laut yang ada di sekitar pulau ini menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan. Aktivitas wisatawan yang banyak dilakukan di pulau ini seperti camping, mencari ikan, menikmati air, atau hanya sekedar melihat-lihat pemandangan. Sumberdaya yang ada di Pulau Gede tergolong melimpah seperti ikan, kerang, karang keras, karang lunak, anemon, nemo, kelinci laut, ascidian, pari dan ikan hiu. Beberapa biota tersebut jika dikelola dengan baik merupakan aset yang bisa menambah pemasukan desa melalui pembukaan aktivitas wisata baru yaitu wisata snorkeling.

Hasil dialog dengan pengelola wisata pasir putih Pantai Wates yang diwakili oleh Bapak Jeffri dan pengelola lainnya juga mendukung dibukanya aktivitas wisata snorkeling setelah kajian yang dilakukan selesai. Sejauh ini baik pengelola wisata maupun pihak desa merasa aktivitas tersebut dinilai bagus dan dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk mengunjungi pantai wates. Oleh karena itu tim pengabdian kepada masyarakat dari Departemen Sumberdaya Akuatik, FPIK, Undip yang terdiri dari Dr. Diah Ayuningrum, S.Pd., M.Si., Prof. Norma Afiati,  M.Si., Ph.D., Dr. Ir. Pujiono Wahyu Purnomo, M.S dan Oktavianto Eko Jati, S.Pi., M.Si. melakukan sosialisasi upaya pengembangan aktivitas wisata snorkeling di Pantai Wates (Gambar 1).

Gambar 1. Kegiatan dialog dengan perwakilan pengelola terkait upaya pembukaan ekowisata baru snorkeling

Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu dipastikan sebelum wisata snorkeling dibuka. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai spot-spot mana yang sekiranya bagus dan aman untuk aktvitas snorkeling. Selain itu perlu pemberdayaan bagi pengelola agar tau bagaimana cara snorkeling yang tepat aman agar bisa menjadi pemandu wisata snorkeling yang capable kedepannya. Disamping juga perlu transfer pengetahuan mengenai biota-biota yang aman dan tidak berbahaya saat melakukan snorkeling. Tim pengabdian dari FPIK Undip juga melakukan penyerahan TTG berupa peralatan untuk mendukung aktivitas snorkeling dan alat keselamatan di air. Penyerahan dilakukan secara simbolis kepada pengelola wisata pantai pasir putih wates diwakili oleh Bapak Jeffri (Gambar 2). Peralatan yang diserahkan adalah sejumlah 3 set alat snorkeling (masker, snorkel, dan fin) serta 10 buah pelampung.

Gambar 2. Penyerahan TTG berupa set alat snorkeling dan pelampung

Penyerahan TTG tersebut seiring dengan sedang dilakukannya penelitian kajian kesesuian wisata snorkeling di Pulau Gede. Output dari penelitian tersebut diharapkan adaah dibukanya aktivitas wisata baru, sehingga TTG tersebut nantinya akan mendukung pengelola untuk bisa mengembangkan wisata snorkeling di masa depan. Penyerahan TTG juga diikuti dengan penjelasan atau sosialisasi dan pelatihan cara menggunakan peralatannya. Sosialisasi tersebut diikuti oleh 10 orang pemuda pemudi yang sudah bertugas di Pantai Wates sebagai pemandu wisata (Gambar 3). Dari keterangan salah satu peserta, mereka belum pernah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan penggunaan snorkel sehingga sangat excited dalam mengikuti sosialisasi tersebut.

Gambar 3. Pelatihan penggunaan alat snorkeling untuk mendukung upaya pembukaan ekowisata baru

Pembukaan objek wisata baru di perairan ini diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjungi tempat ini. Sekaligus untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya alam seperti ekosistem terumbu karang, ikan karang, ikan hias, padang lamun dan perikanan yang ada disana. Harapannya ekowisata baru ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca penurunan level PPKM akibat covid-19. Oleh karena itu, dalam pengabdian ini akan dikembangkan obyek ekowisata terumbu karang baru di Pulau Gede, Desa Tasikharjo, Kabupaten Rembang. Harapan kedepannya dapat dilakukan pelatihan penggunaan set alat snorkeling secara bertahap, sehingga para pemandu wisata ini mahir untuk menjadi tour guide saat aktivitas wisata snorkeling siap dibuka untuk umum.

Penulis : Dr. Diah Ayuningrum, S.Pd., M.Si.
Dept. Sumber Daya Akuatik

#pengabdianmasyarakat #wates #rembang #msp #deptsda #fpik #undip #lppmundip