Semarang (1/6/2022), Mangrove mempunyai banyak sekali manfaat yang bersinggungan langsung dengan kehidupan manusia di daratan, mulai dari manfaat ekologi sampai dengan sebagai sumber obat dan pangan. Kota Semarang merupakan salah satu kota yang memiliki potensi hutan mangrove di Indonesia. Luas total hutan mangrove yang ada di Kota Semarang mencapai 268,76 hektar. Ekosistem mangrove di Kelurahan Mangunharjo diketahui mengalami peningkatan secara signifikan dari 19,78 Ha menjadi 68,47 Ha pada tahun 2012-2017. Spesies mangrove yang paling banyak tumbuh di Kelurahan Mangunharjo yaitu Rhizopora mucronata.

Negara Indonesia sedang mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19. Berbagai daerah di Indonesia sudah merasakan keganasan dari pandemi Covid-19 ini. Pemerintah berupaya menggencarkan berbagai kebijakan yang dapat  diterapkan di lingkungan masyarakat untuk mengatasi penyebaran Covid-19  yang semakin masif.  Tim Pengabdian FPIK Undip 2022 di Kelurahan Mangunharjo mengajak masyarakat untuk tetap produktif di rumah masing – masing walaupun sedang pandemi Covid-19. Salah satunya yaitu dengan membuat produk olahan mangrove yang dibuat menjadi nori untuk diperjual belikan nantinya. Proses sosialisasi dilakukan dengan mematuhi proses protokol kesehatan. Sosialisasi dibantu dengan media poster dan video kesehatan yang berisi materi singkat agar mudah dipahami

Kegiatan sosialisasi berupa penjelasan mengenai apa itu nori, nori bisa digunakan untuk makanan apa saja, mengapa perlui  membuat nori, nilai jual nori, alat dan bahan yang diperlukan dan cara pembuatannya. Media yang digunakan adalah poster berisi pengelanan nori, leaflet berisi alat bahan serta cara pembuatan nori juga dibekali dengan modul untuk dapat disimpan dan dibaca kembali. Selama proses sosialisasi dengan waktu yang terbatas, Para Masyarakat antusias untuk mengetahui mengenai cara pembuatan nori dari daun mangrove ini dengan memberikan beberapa pertanyaan seperti “Kelurahan Mangunharjo mendapatkan ilmu yang dapat digunakan untuk membantu perekonomian di tengah pandemi Covid-19.