Selasa, 29 Oktober 2019. Kolaborasi dosen Universitas Diponegoro antar Fakultas yaitu Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang diwakili oleh Sigit Febrianto S.Kel, M.Si sebagai ketua tim, Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri,DEA dan Nurul Latifah, S.Kel., dan M.Si selaku anggota dengan Fakultas Sains dan Matematika yang diwakili Zaenal Arifin S.Si, M.Si menciptakan alat KOMBANIS (kompresor selam ban higienis) untuk nelayan. Alat KOMBANIS tersebut dibuat sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan Tambak Lorok Semarang yang sudah puluhan tahun menyelam menggunakan kompresor angin untuk isi ban dan telah memakan korban jiwa baik terkena penyakit penyelaman seperti dekompresi dan berakibat pada kelumpuhan ataupun kematian akibat tidak higienisnya kompresor angin tersebut, terbukti pada tabung banyak mengandung air dan kotor.
Ketua tim pengabdian masyarakat Iptek Bagi Desa Binaan Undip (IDBU) Sigit Febrianto mengatakan bahwa kegiatan menyelam mengunakan kompresor angin ban ini telah dilakukan nelayan pencari Kerang Hijau secara turun temurun. Hal tersebut dilakukan karena kompresor ban untuk isi angin ini relatif lebih murah dibandingkan dengan kompresor selam menggunakan tabung dan relatif lebih tahan lama di air. Jika menggunakan kompresor ban angin, nelayan dapat menyelam selama 3 jam atau sampai mendapatkan hasil Kerang Hijau yang banyak sampai memenuhi keranjang kemudian dibawa naik ke atas kapal dengan cara menarik selang, sehingga para nelayan dapat menyelam sejauh 50 m (kombinasi kedalaman horisontal dan vertikal). Dibalik kelebihan kompresor ban angin tersebut terdapat kekurangan pada kualitas udara dan tabung, sehingga dampak dari kompresor ban itu sendiri sangatlah mengkhawatirkan, karena jika ini digunakan setiap hari dan terus menerus maka kan menimbulkan penyakit. Penyakit penyelaman sering menjadi momok/ kekhawatiran nelayan Tambak Lorok hal ini sangat beralasan karena mereka adalah tulang punggung keluarga yang memiliki peranan utama dalam mencari nafkah. Mahalnya harga kompresor selam yang mencapai ratusan juta rupiah merupakan penghalang bagi para nelayan untuk dapat membeli peralatan ini
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti UNDIP berupaya menciptakan alat selam KOMBANIS yang terjangkau/murah dan memenuhi kaedah kesehatan peralatan sela. Alat KOMBANIS ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat kompresor angina biasa yaitu terdapat tabung membran oksigen dan panjang pipa di rubah menjadi lebih jadi yang semula 25 cm menjadi 3.000 cm. Kelebihan KOMBANIS lainnya yaitu alat ini dapat tetap mengikuti ritme kerja nelayan dimana menyelam sekitar 2-3 jam perhari. KOMBANIS ini juga sudah diujikan kepada nelayan dan menunjukan hasil yang cukup memuaskan. Menurut Bapak Mashur salah seorang nelayan Tambak Lorok dan merupakan Ketua KUB Mitra Bahari, menyatakan bahwa mereka biasa setiap kali menyelam dan naik kepermukaan untuk mengangkat hasil tangkapan kerang kedalam perahu selalu istirahat terlebih dahulu karena kelelahan, namun setelah menggunakan KOMBANIS, nelayan dapat menyelam selama empat kali tanpa istirahat dan mereka tidak merasakan kelelahan seperti waktu menggunakan kompresor angin. Pak Mashur dan kelompok nelayan yang tergabung dalam KUB Mitra Bahari berharap KOMBANIS ini dapat meningkatkan keamanan dan menjaga kesehatan mereka dalam menyelam serta dapat diproduksi masal agar para penyelam tradisonal dapat merasakan manfaatnya.
Sumber : Sigit Febrianto, S.Kel., M.Si; Nurul Latifah, S.Kel., M.Si; dan ayosemarang.com