Aktivitas manusia dewasa ini semakin berkembang dan meningkat tajam, sejalan dengan pertambahan penduduk serta beragam aktivitas ekonomi, mulai kegiatan industri, pariwisata maupun perdagangan. Desa Kandri semakin berkembang perekonomiannya sebagai daerah destinasi wisata, dengan obyek unggulannya yaitu Gua Kreo, Waduk Jatibarang dan Homestay Desa Wisata. Namun, aktivitas wisata tersebut memberikan dampak negatif berupa bertambahnya jumlah sampah yang dihasilkan, ditambah lagi sampah dari kegiatan domestik masyarakat sekitar. Kelompok sampah yang paling banyak ditemukan antara lain plastik dan turunannya. Pengelolaan sampah yang tidak bijak akan memberikan konsekuensi buruk terhadap lingkungan dan estetika yang akan merugikan jika tidak tertangani dengan baik. Tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Undip, yang terdiri dari : Churun Ain, Siti Rudiyanti, Anhar Solichin dan Frida Purwanti melalui pendanaan sumberdana selain APBN 2022, mencoba memberikan edukasi dan pendampingan pengelolaan sampah dengan prinsip 3 R (reduce, reuse, dan recycle). Sampah plastik yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata dan domestik disulap menjadi hiasan dan souvenir. Tidak hanya plastik, bahan-bahan lain seperti steoform, sedotan, dan masker juga dapat dimanfaatkan menjadi barang yang mempunyai nilai tambah seperti rangkaian bunga. Ibu-ibu kelompok sadar wisata (POKDARWIS) Sukomakmur selaku penggiat wisata di Desa Kandri sangat antusias mengikuti pendampingan ini, Bu Mia salah satu anggota Churun A’in menyampaikan bahwa “Pengabdian semacam ini sangat bermanfaat dan berharap pendampingan bisa dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan agar memperoleh bekal ketrampilan pengolahan limbah plastik dan dapat dijadikan peluang menambah penghasilan dan meningkatkan ekonomi keluarga.”